Minggu, 13 Juni 2010

Mengartikan Bening Mata
Oleh: Ria Ristiana Dewi


Menelantarkan kilas linangan air matamu menggugah sandiwara perih melihat betapa bening matamu coba ungkapkan keluh yang beringsut di sudut kornea Biru di sorot lampu gulita, merah dibuat gores suram yang menyempit menutup tangis-tangis suri bergurat tak henti-henti tak terduga bening matamu sungguh mengikis angkuhku, mengingat kata-kata ”Terus niatkan tanpa mengukuh serah takdir” ada jalan yang tersirat saat kedipanmu menguat bening matamu berarti ada jalan pelan-pelan di penghujung suram pasti merujuk manis arti panah air mata

Syair Bergurau

Oleh: Ria Ristiana Dewi


Pada jalan yang mengecoh suratan kasih
salahmu menjadi koma benarku menjadi koma kita benar-benar berada pada air menggelimang di daun talas pintaku hanya rindu hangat-hangat seperti saat kau menggumpal syair syair-syair pengintai langit luluhku pada pertama kali nadaku dan nadamu bertemu pada baris kata-kata nada-nada yang kau guraukan dan nada-nada yang ku pinggirkan sungguh aku mega penurut rindu jadi, biar syair itu jauh secara pasti tak ingin hanya menyebar omong-omong bila nanti sebait nada menjawab syair bergurau

Kisah Embun Menebas Sesal
Oleh: Ria Ristiana Dewi

Embun.
beriringan bertukar kisah dan embun kembali mengadu sunyi berbagi pagi dengan linangan air di sudut ranting Kembali embun sembari melingkarkan arah peringai air yang berlinang saat pagi tak berbicara lembut sambil menebas sesal tiada tara
23 Mei 2010


Munasadat Yang Terbuang

Karya: Ria Ristiana Dewi


Pemisalan pergi ke surau
menindih rasa di awang ayat-ayat yang terlantun tertindih merintih kan berteriak kata rindu tak terporsi waktu terjalani tetap tergawang sayang di ubun-ubun falsku hembuskan angin yang terbawa diterpa bersama angan janji kini tak berbekas hingga memori terakhir
23 Mei 2010

Kupinjam Jantungmu

Oleh: Ria Ristiana Dewi


Bila jantungmu di selaput telingaku
Bisakah kencangkan perdetaknya Akan teralunkan pelan ucapanku... Dari saraf-saraf telinga itu Jantungmu bergetar di bibirku Lidahku bergelut menjadikan sekata tak mampu terucap Ku hanya ingin kau letakkan lagi di amandelku perdetaknya Bisakah lebih cepat beralun cerita Aku bilang aku bisu Mengisyarat kata-kata pun tersangkut rangka batang jantungmu Ku hanya ingin sekata sehidup merasa kasih padamu Kau bisa beralun ke peraduan para hati yang menanti Ingatlah! Ku pinjam hanya sejantungmu saja

Serambi KOMPAK, 21 April 2010
(Medan Bisnis, Rentak, 13 Juni 2010)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan Beri komentar yang Membangun

Sayum Sabah in Write n Fun

Sayum Sabah in Write n Fun
KOMPAK is The Best

Incar...

Incar...
Medan Bisnis, B'Gaul

Karya sekaligus Cerpen pertama yang keluar di koran

Karya sekaligus Cerpen pertama yang keluar di koran
Medan Bisnis, B'Gaul

Holiday in Fun Tri

Holiday in Fun Tri
Riahhhh" n FREN"